Korban Gempa Lombok Berisiko Alami Stres Akut
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Korban bencana alam gempa Lombok tak luput dari risiko masalah kejiwaan. Pakar menyebut stres akut hingga gangguan kecemasan mengintai para korban gempa lombok.
dr Andri, SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera menyebut korban trauma berat yang mengalami bencana alam bisa mengalami masalah kejiwaan yang disebut sebagai reaksi stres akut. Stres akut merupakan reaksi tubuh terhadap rasa takut yang mengancam jiwa.
"Korban KDRT, perkosaan, juga bencana alam, bisa mengalami reaksi stres akut. Korban gempa Lombok yang mengalami gempa dahsyat, pasti ketakutan, mimpi buruk, ketegangan otot, ini merupakan tanda-tanda reaksi stres akut," ujar dr Andri, Senin (20/8/2018).
Selain stres akut, dr Andri menyebut korban gempa Lombok juga berisiko mengalami gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan bisa ditandai dengan rasa was-was terus menerus, jantung berdebar hingga rasa khawatir yang memuncak.
Bukan tak mungkin, korban gempa Lombok juga terjebak dalam pengalaman buruk terkait gempa. Hal ini dikatakan dr Andri sebagai pengalaman ulang kembali atau re-experience.
"Reaksi stres akut ada di bawah payung gangguan kecemasan. Sangat mungkin korban mengalami pengalaman ulang kembali, atau re-experience, terkait trauma yang dihadapinya," tutupnya.